Waspada Hoaks Pasca Pemilu, Masyarakat Perlu Saring Informasi
Waspada Hoaks Pasca Pemilu, Masyarakat Perlu Saring Informasi
Oleh: Arhadi Hunawam
Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu momen penting dalam kehidupan demokrasi suatu negara. Setelah melalui proses yang panjang dan penuh tantangan, rakyat akhirnya memberikan suara mereka untuk memilih pemimpin yang dianggap paling layak. Namun pasca Pemilu masyarakat perlu tetap waspada terhadap berita bohong/palsu (hoaks) yang beredar dan melakukan saring informasi yang diterima.
Hoaks merupakan fenomena yang semakin merebak di era digital ini. Dengan kemajuan teknologi dan akses internet yang semakin mudah, siapa pun dapat dengan mudah menyebarkan informasi yang tidak benar atau tidak terverifikasi. Hal ini menjadi masalah serius, terutama di periode pasca Pemilu, di mana situasi politik masih sensitif dan rentan terhadap konflik.
Plt Kadis Kominfo Kalimantan Barat (Kalbar), Maria Wijayanti mengatakan media dan organisasi pers di Kalbar bergerak bersama mencegah penyebaran hoaks pasca Pemilu di Kalbar melalui kegiatan bertajuk “Strategi Merespon Dinamika Informasi Pasca Pemilu 2024”. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai langkah strategis dalam menjawab tantangan dan dinamika informasi pasca Pemilu 2024.
Dengan kegiatan “Strategi Merespon Dinamika Informasi Pasca Pemilu 2024”, diharapkan dapat dibangun kesadaran bersama tentang pentingnya mengonfirmasi informasi sebelum menyebarkannya, serta mengedukasi masyarakat tentang cara-cara untuk mengidentifikasi dan menanggapi hoaks dengan bijak.
Koordinator Divisi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kalbar, Faisal Riza mengatakan pentingnya melawan hoaks sebagai salah satu bentuk isu negatif yang dapat mengganggu jalannya Pemilu. Hoaks dapat menyebarkan informasi palsu yang menyesatkan dan menggiring opini, yang berpotensi memicu perpecahan dan sentimen negatif di masyarakat.
Menggunakan strategi kolaboratif untuk melawan hoaks, termasuk dengan melakukan pengecekan terhadap sumber informasi yang diterima. Selain itu, literasi, edukasi, dan klarifikasi juga menjadi bagian penting dalam upaya melawan hoaks, karena ketiganya saling berkaitan.
Selain itu, peran penting media, terutama media massa, dalam melawan hoaks karena memiliki jangkauan yang lebih luas ke masyarakat. Meskipun pihak Kominfo telah melakukan banyak tindakan yang salah satunya adalah take down terhadap konten hoaks, namun masih diperlukan upaya lebih lanjut untuk melawan hoaks secara efektif.
Di tempat berbeda, Dirbinmas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Badya Wijaya mengatakan penyebaran hoaks pasca Pemilu dapat memicu konflik dan ketegangan antar kelompok masyarakat. Peran media dan organisasi pers dalam menyaring informasi dan menyebarkan informasi yang akurat sangatlah krusial. Hoaks dapat memicu kepanikan, mempengaruhi opini publik, dan bahkan memicu kerusuhan.
Dalam konteks pasca Pemilu, hoaks dapat digunakan untuk memperkeruh suasana politik, membangkitkan sentimen negatif, dan merusak hubungan antar masyarakat. Untuk itu, perlu diambil langkah-langkah untuk melawan hoaks dan menyaring informasi yang diterima. Salah satu cara efektif adalah dengan meningkatkan literasi digital. Masyarakat perlu dilengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan untuk membedakan antara informasi yang benar dan hoaks. Mereka harus mengerti bagaimana cara memverifikasi kebenaran suatu informasi sebelum membagikannya kepada orang lain.
Selain itu, masyarakat juga perlu meningkatkan kritisisme terhadap informasi yang diterima. Mereka harus belajar untuk tidak langsung percaya begitu saja pada setiap informasi yang beredar, terutama jika informasi tersebut terkesan provokatif atau tidak masuk akal. Masyarakat perlu belajar untuk memeriksa sumber informasi, melihat apakah informasi tersebut telah diverifikasi oleh sumber yang terpercaya atau tidak.
Dalam era digital ini, setiap orang memiliki peran sebagai penyebar informasi. Masyarakat harus berperan aktif dalam menyebarkan informasi yang benar. Masyarakat juga perlu bertanggung jawab dalam menyebarkan informasi yang akurat dan terverifikasi. Sebelum membagikan suatu informasi, mereka harus memastikan terlebih dahulu kebenarannya dan mempertimbangkan dampak yang mungkin timbul dari penyebaran informasi tersebut.
Sementara itu, Pemerintah juga memiliki peran penting dalam melawan hoaks pasca Pemilu serta meningkatkan upaya dalam mendeteksi dan menindak pelaku penyebar hoaks. Selain itu, pemerintah juga perlu melakukan kampanye edukasi kepada masyarakat tentang bahaya hoaks dan pentingnya menyaring informasi.
Dalam menghadapi hoaks pasca Pemilu, masyarakat juga perlu menghindari terjebak dalam polarisasi politik. Hoaks seringkali digunakan sebagai alat untuk memperkuat opini politik tertentu atau mempengaruhi pilihan politik masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat perlu tetap objektif dan tidak terpengaruh oleh hoaks yang beredar. Mereka harus mempertahankan sikap kritis dan berpikir rasional dalam menanggapi informasi yang diterima.
Secara keseluruhan, pasca Pemilu merupakan periode yang rentan terhadap hoaks. Oleh karena itu, masyarakat wajib meningkatkan kewaspadaan dan melakukan saring informasi yang diterima. Masyarakat perlu meningkatkan literasi digital, meningkatkan kritisisme terhadap informasi, dan bertanggung jawab dalam menyebarkan informasi yang benar. Pemerintah juga perlu berperan aktif dalam melawan hoaks dan melakukan kampanye edukasi kepada masyarakat. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan masyarakat dapat menghadapi hoaks pasca Pemilu dengan bijak dan tidak terjebak dalam informasi yang tidak benar.
)* Penulis merupakan mahasiswa universitas swasta di Malang
Post Comment