Waspadai Strategi Playing Victim KST Papua untuk Pecah Belah Bangsa
Waspadai Strategi Playing Victim KST Papua untuk Pecah Belah Bangsa
Oleh : Yamee Wambrau
Kelompok Separatis dan Teroris (KST) merupakan gerombolan keji yang seringkali melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) yang tidak hanya tega menyerang aparat keamanan namun juga Orang Asli Papua (OAP). Masyarakat pun diminta mewaspadai strategi licik kelompok tersebut karena seringkali memutarbalikkan fakta dan informasi serta berpura pura menjadi korban (Playing Victim).
Masyarakat Papua juga diminta untuk selalu berhati-hati dan mewaspadai sepak terjang KST. Hal tersebut berkaitan dengan beredarnya video penangkapan yang dilakukan oleh aparat keamanan kepada salah satu anggota gerombolan separatis tersebut, yang kemudian videonya menjadi viral di media sosial karena adanya tambahan narasi dan framing menyesatkan dari KST Papua.
Ketika mengetahui adanya salah satu rekan mereka yang tertangkap oleh aparat keamanan, kelompok teroris di Bumi Cenderawasih itu langsung bergerak dengan sistematis dan terstruktur untuk mengolah suatu narasi atau framing dan kemudian disebarluaskan di media sosial atau di dunia maya.
Dengan mengunggah video penangkapan aparat keamanan prajurit TNI tersebut, KST Papua kemudian memberikan narasi atau framing bahwa seolah-olah aparat sedang melakukan penyiksaan terhadap OAP.
Tentunya bukan tanpa alasan mengapa gerombolan separatis itu berusaha dan mencoba untuk memutarbalikkan fakta dengan mengubah kenyataan yang terjadi dengan menambahkan narasi dan framing mereka, lantaran hal tersebut bertujuan agar terbentuk narasi ketidakpercayaan dari masyarakat kepada upaya penegakan hukum yang tegas oleh aparat keamanan.
Selain itu, nantinya agar terbentuk sebuah persepsi diantara masyarakat luas bahwa memang seolah-olah aparat keamanan Republik Indonesia (RI) merupakan pihak yang gegabah dalam menjalankan tugasnya dan bahkan tidak memiliki belas kasihan atau juga tidak mengindahkan penerapan Hak Asasi Manusia (HAM).
Padahal nyatanya itu semua merupakan framing dan narasi playing victim yang dihembuskan oleh KST Papua dengan tujuan memecah belah bangsa ini. Sehingga masyarakat tentu harus mewaspadainya dengan eksta hati-hati agar tidak terjerumus dengan narasi gerombolan teroris dan tidak semakin memuluskan jalan atau tujuan mereka memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Terungkap Fakta Orang Dalam Video Merupakan Anggota KST
Setelah adanya narasi dan framing yang memutarbalikkan fakta dari KST Papua, kemudian pihak aparat keamanan langsung melakukan penyelidikan dan pendalaman lebih lanjut untuk mengungkapkan fakta yang terjadi sebenarnya.
Ternyata ditemui bahwa aparat keamanan berhasil mengungkapkan identitas asli dari pihak yang bersangkutan, yang telah ditangkap oleh aparat keamanan. Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayor Jenderal (Mayjen) Nugraha Gumilar menyebutkan bahwa sosok warga itu ternyata bukan masyarakat sipil biasa, melainkan merupakan anggota Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua bernama Definus Kogoya.
Dalam kesempatan berbeda, Kepala Penerangan Komando Daerah Militer (Kapendam) XVII / Cenderawasih, Letnan Kolonel Infanteri (Letkol Inf) Candra Kurnia menekankan bahwa selama ini aparat keamanan dengan masyarakat sipil di Bumi Cenderawasih memiliki hubungan yang sangat harmonis.
Keharmonisan tersebut termasuk juga terjadi pada Satuan Tugas Batalyon Infanteri (Satgas Yonif) 300 / R dan masyarakat di Ilaga, tempar para prajurit menjalankan tugas mereka selama hampir dari satu tahun belakangan ini.
Sejauh ini bahkan sama sekali tidak pernah ada keluhan atas perilaku keras yang dilakukan oleh aparat keamanan terhadap masyarakat. Justru sebaliknya, seluruh masyarakat sipil di sana mengaku sangat senang dengan keberadaan Satgas Yonif 300/R hingga memberikan tanda kehormatan baginya oleh Suku Dani dengan gelar Kogoya dari Kepala Suku Besar Kabupaten Puncak di Gome.
Aksi KST Papua Melewati Batas, Harus Ditindak Tegas
Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Agus Subiyanto menilai bahwa bagaimana aksi teror dan juga termasuk strategi narasi playing victim yang dilakukan oleh KST Papua merupakan hal yang telah melebihi batas karena mereka sangat berani untuk mencoba melukai aparat keamanan serta masyarakat, termasuk berupaya memecah belah integritas aparat di depan publik.
Dengan tegas Panglima TNI menyatakan bahwa pihaknya telah memiliki sejumlah langkah penanganan dengan sangat tegas untuk menindak para pelaku separatis dan teroris di Bumi Cenderawasih itu.
Senada, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga telah memerintahkan kepada panglima TNI dan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) untuk bisa mengejar, menangkap dan memproses hukum seluruh anggota KST Papua tanpa terkecuali.
Instruksi yang dikemukakan langsung oleh Kepala Negara tersebut kepada aparat keamanan untuk melakukan pengejaran dan penangkapan kepada semua anggota gerombolan separatis juga terkait dengan bagaimana kasus penyerangan dari kelompok teroris itu, baik kepada warga sipil orang asli Papua (OAP) sendiri atau pada aparat keamanan hingga menyebabkan personel TNI dan Polri banyak gugur di lapangan.
Tidak tanggung-tanggung, bahkan Presiden Jokowi juga menegaskan bahwa sama sekali tidak ada tempat bagi KST Papua di seluruh pelosok Indonesia. Sehingga dirinya mendukung penuh adanya tindak tegas dan proses hukum oleh aparat keamanan pada gerombolan separatis tersebut.
Untuk seluruh masyarakat, hendaknya terus meningkatkan kewaspadaan diri pada kemunculan berbagai isu atau pemberitaan di media sosial dan dunia maya, karena bisa jadi justru isu tersebut sengaja dipropagandakan oleh KST Papua seperti halnya strategi playing victim mereka dengan tujuan untuk memecah belah bangsa dan menciptakan citra buruk aparat keamanan untuk merusak integritas aparat di mata publik.
)* Penulis adalah Mahasiswa Papua tinggal di Jakarta
Post Comment