Pemerintah Percepat Hilirisasi Nikel untuk Mendukung Industri Hijau dan Ekonomi Berkelanjutan
Pemerintah Percepat Hilirisasi Nikel untuk Mendukung Industri Hijau dan Ekonomi Berkelanjutan
Jakarta – Pemerintah semakin fokus untuk mempercepat hilirisasi nikel sebagai bagian dari upayanya untuk mendukung pengembangan industri hijau dan ekonomi berkelanjutan.
Hal ini selaras dengan cita-cita Presiden Prabowo Subianto dalam menjadikan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi utama di dunia yang tidak hanya mengandalkan bahan baku, namun juga mampu mengolah sumber daya alam secara lebih bernilai.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Indonesia bersama United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) memperkuat kerja sama dalam mengembangkan industri hijau dan hilirisasi mineral kritis, khususnya nikel. Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing industri nasional melalui pendekatan berbasis keberlanjutan dan ramah lingkungan.
Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, Tri Supondy menyambut baik UNIDO dalam penguatan standar kawasan industri ramah lingkungan.
“Kami menyambut baik inisiatif UNIDO dalam penguatan standardisasi kawasan industri berbasis lingkungan. Hal ini sejalan dengan kebijakan Kemenperin yang tengah menyusun regulasi terkait kawasan industri berwawasan lingkungan,” Tri Supondy.
Managing Director UNIDO, Ciyong Zou, mengapresiasi langkah Indonesia dalam mengembangkan ekosistem industri hijau dan hilirisasi mineral. Menurut Zou, inisiatif Indonesia untuk memanfaatkan potensi sumber daya mineral secara berkelanjutan menunjukkan komitmen kuat negara ini terhadap pertumbuhan ekonomi yang ramah lingkungan dan industri yang lebih inklusif.
“Indonesia memiliki potensi besar dalam industri manufaktur dan sumber daya mineral. UNIDO siap mendukung penguatan infrastruktur industri yang berkelanjutan, termasuk melalui transfer teknologi dan pendampingan teknis,” ungkap Zou.
Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Setia Diarta menekankan pentingnya penguatan rantai pasok industri nikel di Indonesia. Penguatan ini diperlukan untuk mendukung hilirisasi yang lebih efisien, meningkatkan daya saing, dan menciptakan nilai tambah bagi industri dalam negeri.
“Kami ingin memastikan bahwa hilirisasi nikel tidak hanya berhenti pada produksi bahan baku, tetapi juga mencakup pengembangan teknologi daur ulang baterai. Dengan begitu, industri kendaraan listrik nasional bisa lebih mandiri dan kompetitif di pasar global,” ujar Setia Diarta.
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menciptakan kebijakan yang mendukung investasi di sektor industri hijau, serta menyediakan insentif bagi perusahaan yang berfokus pada inovasi dan teknologi bersih. Hal ini diharapkan akan menciptakan lapangan kerja baru, memperkuat ketahanan industri nasional, dan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global.
Post Comment