Perekonomian Indonesia Dalam Kondisi Baik, Masyarakat Tak Perlu Khawatir
Perekonomian Indonesia Dalam Kondisi Baik, Masyarakat Tak Perlu Khawatir
Oleh : Rivka Mayangsar
Perekonomian Indonesia terus menunjukkan ketahanannya di tengah tantangan global yang masih berlangsung. Dengan berbagai indikator makroekonomi yang positif, masyarakat tidak perlu khawatir akan kondisi ekonomi nasional. Pemerintah terus berupaya menjaga stabilitas serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar kesejahteraan rakyat tetap terjaga.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia secara spasial sudah relatif bagus. Hal ini didukung oleh tingkat inflasi yang masih rendah hingga Februari 2025. Inflasi inti tercatat positif di angka 2,48% (yoy), menandakan bahwa daya beli masyarakat tetap terjaga. Selain itu, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) berada di level optimis pada angka 126,4, yang menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap prospek ekonomi.
Selain itu, Purchasing Managers’ Index (PMI) juga tetap berada di level ekspansif pada angka 53,6. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor manufaktur masih bertumbuh dan terus bergerak ke arah positif. Pertumbuhan kredit di Januari 2025 mencapai 10,3%, sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) mengalami pertumbuhan sebesar 5,51%. Ditambah lagi, cadangan devisa Indonesia masih tinggi pada akhir Februari 2025, memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
Airlangga juga menyampaikan bahwa sektor-sektor yang masih tumbuh meliputi makanan-minuman serta logam dasar yang relatif tinggi. Sektor tekstil pakaian jadi tetap menunjukkan tren positif, begitu pula dengan industri mesin dan perlengkapan. Selain itu, neraca ekspor juga tumbuh positif dan neraca perdagangan mengalami surplus, yang menurutnya mengindikasikan bahwa fundamental ekonomi Indonesia masih dalam kondisi yang baik.
Lebih lanjut, Airlangga menjelaskan bahwa ekonomi Indonesia masih lebih kompetitif dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Malaysia dan Chile. Inflasi di Indonesia pun termasuk salah satu yang terendah di kawasan ASEAN, menunjukkan bahwa stabilitas harga tetap terjaga dan daya beli masyarakat tidak terganggu.
Pemerintah akan terus berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama di kuartal pertama menjelang periode libur Lebaran. Berbagai kebijakan strategis telah disiapkan untuk meningkatkan permintaan dan penawaran, di antaranya melalui program pariwisata, pemberian insentif pajak pertambahan nilai, kebijakan tunjangan, serta program belanja nasional.
Airlangga menegaskan bahwa komitmen dan sinergi dari semua pihak sangat penting dalam membangun fundamental ekonomi yang inklusif, berdaya saing, dan berkelanjutan.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) berkomitmen untuk mendorong pencapaian target pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui tiga program prioritas utama. Ketiga program tersebut adalah Pengamanan Pasar Dalam Negeri, Perluasan Pasar Ekspor, dan Peningkatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor (UMKM BISA Ekspor).
Menteri Perdagangan Budi Santoso menyampaikan bahwa ketiga program tersebut memiliki keterkaitan erat dengan optimalisasi peran UMKM sebagai motor penggerak ekonomi nasional. Dengan target pertumbuhan ekonomi sebesar 8%, UMKM diharapkan mampu mengembangkan pasar dan menembus pasar ekspor.
Budi menjelaskan bahwa Program Pengamanan Pasar Dalam Negeri bertujuan agar UMKM dapat mendominasi pasar domestik dengan produk berkualitas dan berdaya saing. Program Perluasan Pasar Ekspor membuka akses lebih luas bagi UMKM untuk menembus pasar global. Sementara itu, Program UMKM BISA Ekspor berfokus pada pengembangan sumber daya UMKM, baik dalam hal manajemen, inovasi produk, maupun strategi pemasaran.
Dengan strategi ini, diharapkan UMKM Indonesia dapat lebih tangguh dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan mampu menjadi motor pertumbuhan ekonomi nasional.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, menekankan pentingnya sinergi antara Kadin dan pemerintah untuk terus memperkuat perekonomian nasional. Dalam menghadapi tantangan ekonomi global, kerja sama yang erat antara pemerintah dan pelaku usaha menjadi kunci utama dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Anindya menegaskan bahwa pengalaman Kadin menunjukkan bahwa dalam kondisi seperti saat ini, sinergi antara pemerintah dan Kadin sangat diperlukan untuk menghadapi situasi ekonomi yang menantang. Menurutnya, sinyal ekonomi Indonesia sudah sangat baik, dan peran Kadin dalam mendukung inisiatif seperti Danantara menjadi sangat penting dalam memperkuat ekonomi nasional.
Ia juga menambahkan bahwa meskipun tantangan ekonomi tetap ada, peluang yang tersedia jauh lebih besar. Walaupun beberapa industri padat modal mengalami tekanan, sektor lain seperti hilirisasi dan ketahanan pangan terus mengalami pertumbuhan. UMKM pun tetap berjuang untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat.
Anindya menekankan bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk memanfaatkan teknologi guna mendorong kemajuan dan meningkatkan produktivitas di berbagai sektor industri.
Dengan berbagai indikator ekonomi yang terus menunjukkan tren positif, masyarakat tidak perlu khawatir terhadap kondisi ekonomi Indonesia. Pemerintah terus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan.
Upaya sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan UMKM menjadi kunci dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Dengan kebijakan yang tepat dan kerja sama yang erat, ekonomi Indonesia akan terus berkembang dan memberikan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya.
*) Pemerhati ekonomi
Post Comment